Ada Buaya Berantem di Taman Buaya Indonesia Jaya Cikarang

Hola sobat mlaqumlaqu, apa kabarnya nih di bulan Februari yang sebentar lagi berakhir? Semoga sobat sehat-sehat semua ya. Perjalanan mlaqumlaqu kali ini sampai ke tetangganya Bekasi nih, tepatnya ke daerah Cikarang. Penasaran juga ada objek wisata apa ya di sekitaran Cikarang itu? Kabarnya ada tempat penangkaran buaya terbesar di Indonesia,lho. Ok, lets check it out then.

Tepat pukul 9.00 WIB saya dan teman dari komunitas Kompasianer pengguna transportasi Commuter Line, MRT dan LRT atau dikenal dengan Click berkumpul di stasiun Manggarai pada hari Sabtu lalu. Kami berencana menjelajah Cikarang tepatnya ke objek wisata Taman Buaya Indonesia Jaya, tempat pemeliharaan dan penangkaran buaya. Lokasi Taman Buaya ini berada di desa Sukaragam, tepatnya di Jalan Raya Cikarang Cibarusah, kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Kalau dari stasiun Cikarang memakan waktu tempuh sekitar 1 jam menggunakan mobil.

Baca juga: Rekomendasi Tempat Piknik Gratis di Jakarta

Setelah semua peserta Jelajah Click Cikarang berkumpul, kami menaiki kereta commuter line dengan relasi stasiun Angke - stasiun Cikarang dengan jadwal keberangkatan pukul 09.27 WIB. Berhubung hari itu akhir pekan, penumpang kereta cukup banyak mengantri untuk menaiki kereta dengan jurusan Bekasi Cikarang ini. Perjalanan dengan kereta ditempuh sekitar 45 menit dengan berhenti di stasiun Matraman, Jatinegara, Klender, Buaran, Klender Baru, Cakung, Kranji, Bekasi, Bekasi Timur, Tambun, Cibitung dan berakhir di stasiun Cikarang. Dari stasiun Cikarang kami melanjutkan perjalanan menuju Saung Ranggon yaitu salah satu lokasi situs cagar budaya berupa rumah tertua di Bekasi. Cerita tentang Saung Ranggon ini ada di sini

Lihat buaya berantem di Taman Buaya Indonesia Jaya, Cikarang

Taman Buaya Indonesia Jaya yang masuk dalam wilayah Cikarang, Kabupaten Bekasi ini merupakan salah satu tempat pemeliharaan dan penangkaran buaya milik perorangan. Sebelumnya berlokasi di Pluit dari tahun 1980an, tapi kemudian pindah karena lokasinya mau dijadikan pusat perbelanjaan dan menempati lokasi yang sekarang sejak tahun 1991.
 
Berada di pinggir jalan utama Jalan Raya Cikarang Cibarusah, di mana jalan raya ini termasuk jalur padat kendaraan yang melintas dari Cikarang menuju Cibarusah dan sekitarnya. Memasuki halaman parkir Taman Buaya Indonesia Jaya, kami disambut patung buaya yang besar dengan panjang 4 meter di depan dekat dengan pintu masuk ke dalam taman dan loket karcis. Harga karcis masuk Taman Buaya Indonesia Jaya ini sebesar Rp20.000 tanpa batasan usia dan beroperasi mulai pukul 08.00-16.00 WIB setiap hari.
Dengan luas sekitar 1,2 hektar, terdapat 320 buaya dengan berbagai jenis yang ada di Taman Buaya Indonesia Jaya, yang dahulu dikenal sebagai pusat penangkaran buaya terbesar di Indonesia. Jumlah buaya yang ada sekarang ini semakin menyusut dari sebelumnya yang mencapai 500an lebih akibat banyaknya yang mati karena saling berantem antar mereka dalam memperebutkan wilayah, makanan bahkan juga pasangan.

Di taman ini terdapat 4 buah kolam yang tiap kolamnya dapat menampung hingga 100 ekor buaya. Ketika saya mulai mendekati kolam, terlihat buaya-buaya yang berderet berbaris diam bahkan ada yang mulutnya terbuka memperlihatkan gigi-giginya yang tajam. Saya sempat bertanya pada Pak Warsidi, salah satu petugas Taman Buaya Indonesia Jaya kenapa buaya kok suka membuka mulutnya dan diam tanpa gerak. Beliau bilang kalau itu buaya sedang mengatur masuknya udara yang masuk, ooo kirain lagi jemur giginya karena abis makan hehehe. Satu lagi yang bikin saya takjub, ternyata usia hidup buaya termasuk panjang ya bisa mencapai usia 100 tahun. Seperti yang ada di Taman Buaya Indonesia Jaya ini ada yang berusia 60 tahun. Subhanallah.

Pak Warsidi juga menjelaskan bahwa buaya yang ada di pusat pemeliharaan dan penangkaran ini terdiri dari berbagai jenis, yaitu buaya Sumatra, buaya Kalimantan yang bermoncong panjang, buaya Papua atau buaya hitam, buaya buntung dan buaya putih (albino). Buaya-buaya ini sanggup menghabiskan 8-9 ekor ayam sekali makan per 1 ekor buaya. Idealnya sih buaya-buaya ini makannya tiap hari, tapi berhubung kendala dana operasional dalam membeli makanan untuk buaya terbatas mengandalkan dari pemasukan tiket pengunjung, jadi buaya-buaya ini diberi makan seminggu dua kali. Kasihan ya, pantes aja buaya-buaya ini jadi suka berantem antar mereka karena faktor rebutan makanan juga. Belum lagi tenaga operasionalnya yang juga kurang dalam hal pengawasan dan pemeliharaan kolam serta fasilitas lainnya.


Sebelum pandemi, Taman Buaya Indonesia Jaya ini menjadi salah satu destinasi wisata favorit keluarga karena nggak cuma bisa melihat buaya dari dekat tapi juga bisa menyaksikan atraksi mereka. Pengunjung juga bisa melihat ketika petugas memberi makan, bahkan juga bisa melihat proses penetasan telur, perawatan bayi buaya dan juga mengenal jenis-jenis buaya. Di Taman Buaya Indonesia ini jadi semacam tempat pengunjung belajar langsung dari objeknya, bisa dikatakan semacam edukasi wisata.

Selain terdapat kolam berisi buaya, di taman ini juga menyediakan fasilitas saung keluarga, ruang pentas untuk acara tertentu, ruang atraksi buaya, tempat parkir yang luas, warung makanan, toilet, dan wahana permainan anak seperti ayunan. Kalau menurut saya sih, Taman Buaya Indonesia Jaya ini layak mendapat support pemerintah agar pemeliharaan buaya-buaya dan kolamnya dapat maksimal dan menghindari buaya-buaya itu mati karena kelaparan. Menurut kalian gimana, sobat mlaqumlaqu?



1 komentar

  1. Wah, aku buang orang Cikarang malah belum pernah ke sini. Diagendakan ah..

    BalasHapus

Hai..Terima kasih sudah mampir di blog saya. Tolong tinggalkan komen dengan bahasa yang santun, No Sara, No Politik.