Baca di Tebet: Ruang Baca, Kerja juga Temu

 Salam sobat Mlaqumlaqu, apa kabar? Adakah sobat Mlaqumlaqu yang suka berkunjung ke perpustakaan? Selain mencari referensi buku bacaan, biasanya apa sih yang sobat Mlaqumlaqu lakukan di perpustakaan? Perpustakaan di mana aja nih yang pernah sobat kunjungi?

Kalo saya nih, selain mencari referensi buku bacaan untuk artikel, saya juga suka browsing-browsing internet dan melakukan pekerjaan online di sana. Yup, sebagai pekerja freelance atau paruh waktu, saya tidak terikat jam kantor ataupun tempat kerja. Perpustakaan menjadi salah satu tempat saya bekerja, apalagi kalau didukung fasilitas memadai layaknya sebuah kantor.

Ada beberapa perpustakaan yang pernah dan kerap saya kunjungi, baik itu yang dikelola pemerintah maupun swasta. Bahkan saya mendaftar sebagai anggotanya,  sebut saja antara lain Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Perpustakaan Kementerian dan Kebudayaan (Kemendikbud), Perpustakaan Jakarta, Perpustakaan Daerah Bogor, Perpustakaan Kementerian Pertanian di Bogor, Baca Di Tebet, dan masih banyak lagi.

Selain perpustakaan dikelola oleh pemerintah baik pusat maupun daerah, kini banyak juga pihak swasta atau pribadi yang mengelola perpustakaan dan dibuka untuk umum. Salah satunya perpustakaan Baca Di Tebet yang berlokasi di daerah Tebet, Jakarta Selatan tepatnya di Jalan Tebet Barat Dalam Raya No. 29.

Baca Di Tebet, one stop working place

Baca Di Tebet atau kerap disingkat BDT adalah perpustakaan yang dikelola secara perorangan. Awalnya merupakan perpustakaan keluarga yang memiliki koleksi buku-buku secara pribadi. Kedepannya akhirnya dibuka untuk umum dengan persyaratan yang berlaku.

Saya sendiri mengetahui BDT ini dari postingan di time line akun Instagram. Ketika ada kegiatan yang berlokasi tidak jauh dengan BDT, saya putuskan untuk mampir. Lokasinya yang cukup strategis membuat BDT mudah untuk dijangkau baik oleh kendaraan pribadi maupun umum. Pengguna kereta commuter dapat transit di stasiun Manggarai, lanjut naik bus Transjakarta 4B jurusan Manggarai - UI turun di halte Kecamatan Tebet, lanjut jalan kaki menuju lokasi sekitar 700 meter.

Fasilitas di BDT terbilang cukup nyaman. Menempati gedung di lantai 2 dimana lantai 1 menjadi kafe dengan nama Makan Di Tebet yang masih satu kepemilikan dengan BDT. Sebelum memasuki ruangan BDT, pengunjung diharapkan untuk melakukan registrasi terlebih dahulu dan memilih kunjungannya apakah sebagai kunjungan harian atau member.

Adapun fasilitas yang ada di BDT antara lain:
  • Loker: pengunjung diharapkan untuk hanya membawa barang berharga seperti dompet, hape, laptop ke dalam ruangan BDT. Sisanya harus dimasukkan ke dalam loker yang tersedia dengan kunci dipegang masing-masing.
  • Ruang baca; untuk ruang baca di BDT ada 3 jenis ruangan, yaitu:

-Ruang RBBJ ( Roy B. B. Janis ) atau Ruang Temu di perbolehkan membawa makanan dan minuman, dan ketika selesai membaca buku harus diletakkan kembali di troli terdekat.

-Ruang Pikir dan Ruang Baca. Tidak diperbolehkan membawa makanan dan minuman, dan ruangan tersebut juga ruangan silent room tidak diperbolehkan untuk berkomunikasi melalui telephone, zoom dan sebagainya.

-Ruang Karya. Hanya bisa diakses dengan orang yang sudah melakukan Daftar atau perjanjian.

  • Toilet: tersedia di lantai 1 dan 2, cukup bersih dan terawat.
  • Water dispenser: pengunjung diperbolehkan membawa botol minum atau Tumbler dan dapat mengisi ulang air minum yang telah disediakan. Terkadang pihak BDT juga menyediakan camilan untuk pengunjung dan itu juga free. Kebetulan ketika pertama kali saya  berkunjung ke sana selepas Hari Raya Iedul Fitri, mereka menyediakan Snack kue lebaran.
  • Kafe: pengunjung dapat order makanan dan minuman serta diantarkan ke ruang Temu.
Oiya, sobat Mlaqumlaqu, walaupun perpustakaan ini untuk umum, tapi tetap menerapkan peraturan bagi pengunjungnya. Apa aja sih peraturan di BDT?

  • Pembaca HARUS minimal berumur 12 tahun saat mendaftar menjadi anggota
  • Pembaca PELAJAR adalah pembaca yang sedang menjalani pendidikan setara Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
  • Pembaca MAHASISWA adalah pembaca yang sedang menjalani pendidikan setara Perguruan Tinggi sampai tingkat S1.
  • Pembaca dari umum adalah semua pembaca yang bukan dari pelajar ataupun mahasiswa S1.
  • Pembaca melakukan pembayaran untuk setiap sesi langganan sesuai dengan pilihannya.
Untuk biaya selama berkunjung, BDT menerapkan sistem sekali kunjungan atau harian sebesar Rp35.000 per orang. Sedang untuk anggota terdapat anggota pelajar dan umum dengan waktu bulanan atau tahunan. 
Berhubung saya sering berkegiatan di sekitar Tebet, saya putuskan untuk berlangganan bulanan yaitu sebesar Rp100.000 per bulan. Kalau tahunan untuk pelajar sebesar Rp600.000 dan umum Rp800.000. Khusus anggota tahunan dapat membawa pulang buku yang hendak dibaca di rumah dengan durasi waktu peminjaman kurang lebih 3 hari.

Selain berfungsi sebagai perpustakaan, BDT juga sangat bermanfaat digunakan sebagai ruang kerja dan juga ruang berkumpul, berdiskusi. Di akhir pekan biasanya pihak BDT memberikan sajian live music di malam hari bagi pengunjung yang hendak bernyanyi yang diiringi oleh piano yang memang tersedia di sana. 

Untuk koleksi bukunya menurut saya memang tidak selengkap di perpustakaan pemerintah, tapi cukuplah untuk menjadi referensi dan menjadi ruang kerja di sana. Apalagi dengan jam operasional yang buka setiap hari Selasa - Kamis dan Minggu dari pukul 10.00-18.00 WIB serta Jumat - Sabtu mulai pukul 12.30-21.30 WIB.


Tidak ada komentar

Posting Komentar

Hai..Terima kasih sudah mampir di blog saya. Tolong tinggalkan komen dengan bahasa yang santun, No Sara, No Politik.